Menurut bahasa "tawakkal" itu bererti berserah diri, mempercayakan diri atau mewakilkan. Menurut syariat pula tawakkal bererti "mempercayakandiri kepada Allah SWT dalam melaksanakan suatu rancangan, bersandar kepada kekuatan-Nya dalam melaksanakan suatu pekerjaan, berserah diri di bawah perlindungan-Nya pada waktu menghadapi kesukaran". Dengan pengertian tersebut dapatlah ditegaskan bahawa tawakkal itu berkaitan dengan suatu rencana yang tetap (keputusan) atau kemahuan (azam) yang disertai dengan ikhtiar melaksanakan rencana itu. Ikhtiar dilakukan dalam memenuhi tertib atau sunatullah sah Allah berfirman yang bermaksud:
"Adakanlah musyawarah dengan mereka dalam beberapa urusan, dan bila engkau telah mempunyai ketetapan hati, maka berserah dirilah kepadaAllah." (Surah Ali-Imran: 159)
Firman Allah SWT yang bermaksud: "Berpalinglah dari mereka itu, dan berserah dirilah kepada Allah. Dan cukuplah Allah itu sebagai pelindung." (Surah An-Nisa': 81)
Berhubungan dengan perkaitan erat antara tawakkal dengan rencana yang matang (ketetapan hati) dan ikhtiar melaksanakan rencana itu, maka adalah sesuatu kekeliruan jika tawakkal itu diertikan sebagai berdiam diri tanpa ikhtiar sama sekali, misalnya mengharapkan sembuh dari penyakit tanpa berubat atau mengharapkan hidup makmur tanpa bekerja. Banyak dalil dalam Al-Quran dan hadis yang menjelaskan pentingnya ikhtiar, usaha dan bekerja. Dalam berikhtiar itulah proses usaha dan redha menerima "buah" daripada pekerjaan itu, banyak ataupun sedikit.
Suatu contoh digambarkan dalam suatu hadis: "Telah datang kepada Rasulullah SAW seorang lelaki yang hendak meninggalkan unta yang dikendarainya terlepas begitu saja di pintu masjid, tanpa ditambatkan terlebih dulu. Dia bertanya: 'Ya Rasulullah! Apakah unta itu saya tambatkan lebih dahulu kemudian saya tawakkal,atau saya lepaskan saja dan sesudah itu saya tawakkal? Rasulullah SAW menjawab: 'Tambatkan lebih dahulu dan kemudian bertawakkallah engkau!" (Riwayat Tirmidzi)
Pernyataan Tawakkal itu termasuk pekerjaan hati, terpaut di hati dalam menghadapi sesuatu persoalan atau pekerjaan, di mana manusia merasa bahawa dengan kekuatan sendiri tidak akan sanggup menghadapinya tanpa bersandar kepada kekuatan Allah SWT. Apa yang terpaut dalam hati dengan keyakinan tersebut dipancarkan ke luar dengan mengucapkan (hasballah) sebagai berikut: Hasbi Allah wa ni'mal wakil" Allah cukup bagiku dan Dia sebaik-baik Penjaga" maka tidak ada lagi alasan untuk takut, tidak ada lagi alasan untuk tidak semangat, tidak ada lagi alasan untuk khuatir pada hari esok sebab kita sebenarnya sudah ada Penolong dan Pelindung buat diri kita..... jadi, ana di sini untuk mengajak sahabat-sahabat untuk bangun bangkit dan bersama-sama untuk jadikan Allah sebagai penolong kita... Jadikan hasbunallah wa ni'mal wakiil sebagai motto hidup kita..... mengadulah kepada Penolong kita andai masalah menghambat kita....dan beryakinlah...InsyaAllah..... ayuh bangkit wahai pemuda...bangkit dari lenamu yang terlalu panjang..
[Dipetik dari blog Hari-hari Dalam Hidupku]
Hasbi Allah wani’mal wakil
Wani’mal maula Wani’man nasir
Wani’mal maula Wani’man nasir
Cukuplah Allah Bagiku, Sebaik-baik Pelindung
Sebaik-baik Penjaga, Sebaik-baik Penolong