Showing posts with label 3rd pregnancy. Show all posts
Showing posts with label 3rd pregnancy. Show all posts

Friday, June 19, 2015

HasbiAllah wa ni'mal wakil, cukuplah Allah bagiku



Mengapa harus cemas, mengapa harus takut, mengapa harus khuatir? Bukankah ada ALLAH swt yang menjadi penolong dan pelindung kita? Seperti yang dilakukan oleh Rasulallah saw dan para sahabatnya saat perang Uhud dimana kafir sudah bersiap sedia menyerang, perkataan yang keluar dari mereka ialah hasbunallah wa ni'mal wakiil. Kita adalah makhluk yang lemah, kita tidak memiliki kekuatan. Kekuatan hanya milik Allah, maka serahkan segala urusan kepadaNYA Insya Allah jika kita bertawakkal kepada Allah swt maka Dia akan menjadi Penolong dan Pelindung kita.... Tapi bagaimana cara kita bertawakkal??? Ramainya yang tersalah konsep tawakkal....

Menurut bahasa "tawakkal" itu bererti berserah diri, mempercayakan diri atau mewakilkan. Menurut syariat pula tawakkal bererti "mempercayakandiri kepada Allah SWT dalam melaksanakan suatu rancangan, bersandar kepada kekuatan-Nya dalam melaksanakan suatu pekerjaan, berserah diri di bawah perlindungan-Nya pada waktu menghadapi kesukaran". Dengan pengertian tersebut dapatlah ditegaskan bahawa tawakkal itu berkaitan dengan suatu rencana yang tetap (keputusan) atau kemahuan (azam) yang disertai dengan ikhtiar melaksanakan rencana itu. Ikhtiar dilakukan dalam memenuhi tertib atau sunatullah sah Allah berfirman yang bermaksud:

"Adakanlah musyawarah dengan mereka dalam beberapa urusan, dan bila engkau telah mempunyai ketetapan hati, maka berserah dirilah kepadaAllah." (Surah Ali-Imran: 159)

Firman Allah SWT yang bermaksud: "Berpalinglah dari mereka itu, dan berserah dirilah kepada Allah. Dan cukuplah Allah itu sebagai pelindung." (Surah An-Nisa': 81)

Berhubungan dengan perkaitan erat antara tawakkal dengan rencana yang matang (ketetapan hati) dan ikhtiar melaksanakan rencana itu, maka adalah sesuatu kekeliruan jika tawakkal itu diertikan sebagai berdiam diri tanpa ikhtiar sama sekali, misalnya mengharapkan sembuh dari penyakit tanpa berubat atau mengharapkan hidup makmur tanpa bekerja. Banyak dalil dalam Al-Quran dan hadis yang menjelaskan pentingnya ikhtiar, usaha dan bekerja. Dalam berikhtiar itulah proses usaha dan redha menerima "buah" daripada pekerjaan itu, banyak ataupun sedikit.

Suatu contoh digambarkan dalam suatu hadis: "Telah datang kepada Rasulullah SAW seorang lelaki yang hendak meninggalkan unta yang dikendarainya terlepas begitu saja di pintu masjid, tanpa ditambatkan terlebih dulu. Dia bertanya: 'Ya Rasulullah! Apakah unta itu saya tambatkan lebih dahulu kemudian saya tawakkal,atau saya lepaskan saja dan sesudah itu saya tawakkal? Rasulullah SAW menjawab: 'Tambatkan lebih dahulu dan kemudian bertawakkallah engkau!" (Riwayat Tirmidzi)

Pernyataan Tawakkal itu termasuk pekerjaan hati, terpaut di hati dalam menghadapi sesuatu persoalan atau pekerjaan, di mana manusia merasa bahawa dengan kekuatan sendiri tidak akan sanggup menghadapinya tanpa bersandar kepada kekuatan Allah SWT. Apa yang terpaut dalam hati dengan keyakinan tersebut dipancarkan ke luar dengan mengucapkan (hasballah) sebagai berikut: Hasbi Allah wa ni'mal wakil" Allah cukup bagiku dan Dia sebaik-baik Penjaga" maka tidak ada lagi alasan untuk takut, tidak ada lagi alasan untuk tidak semangat, tidak ada lagi alasan untuk khuatir pada hari esok sebab kita sebenarnya sudah ada Penolong dan Pelindung buat diri kita..... jadi, ana di sini untuk mengajak sahabat-sahabat untuk bangun bangkit dan bersama-sama untuk jadikan Allah sebagai penolong kita... Jadikan hasbunallah wa ni'mal wakiil sebagai motto hidup kita..... mengadulah kepada Penolong kita andai masalah menghambat kita....dan beryakinlah...InsyaAllah..... ayuh bangkit wahai pemuda...bangkit dari lenamu yang terlalu panjang..

[Dipetik dari blog Hari-hari Dalam Hidupku]


Hasbi Allah wani’mal wakil 
Wani’mal maula Wani’man nasir


Cukuplah Allah Bagiku, Sebaik-baik Pelindung 
Sebaik-baik Penjaga, Sebaik-baik Penolong


Thursday, May 21, 2015

3rd Pregnancy: Previous Uterine Rupture

Rahim pecah. Rahim koyak. Ruptured uterus. Uterine ruptured.

Many words. All the same meaning.

Rasanya memang tak pernah upload gambar apa-apa tentang almarhumah Nurfatihah. Kebanyakan hanya cerita tak bergambar. Nak upload gambarnya tak sanggup/kurang baik, sebab dia meninggal sebelum sempat lihat dunia luar. Cuma disimpan dalam diari untuk tatapan peribadi sahaja.

Dah bertahun aku mengGoogle tentang uterine rupture (atau kadang kala dikenali sebagai ruptured uterus) tapi kebanyakan yang di Google jawapannya tidaklah memuaskan persoalanku. Rata-ratanya teori semata, bukan pengalaman peribadi. Mungkin tak ramai yang share dekat blog/website/FB, mungkin kejadiannya membuatkan orang tak sanggup nak cerita kisahnya pada orang lain, mungkin juga kejadiannya sangat rare, atau the worse case scenario, mungkin juga yang mengalaminya umurnya tidak panjang.

My hands are shaking as I am typing this entry. I'm relieving the nightmare of my uterus exploding on that fateful day. 4 years have passed, yet I can't get rid of the paralyzing feeling of standing alone in the First Class ward of the hospital, feeling the excruciating pain of having a hot 'blade' slashing my uterus from the bottom up, unable to stand up straight or call out loud for help. It must have been sheer miracle that my husband came in the room at that moment. The minute he saw blood was flowing down my legs and the pain in my face, he frantically called for help. By the time the whole room was filled with doctors, I knew in my hearts of hearts my baby was dying...

I'm not going to share the sebab-sebab atau kenapa benda itu boleh berlaku. You can google it for yourself. Needless to say, there are about a thousand sebab why this can happen. Suffice to say it's something not everyone has the 'privilege' of going through it. Even the doctors at that time came up with a hundred reasons, although without an autopsy on the dead body (the baby or mine), nobody can be a hundred percent sure why. The only thing that they can say is that, the last contraction was so deadly and strong, it tore the uterus into 2. So the 3rd pregnancy (if I ever get pregnant again, they say), I've got to avoid these contractions and be operated on the 36 or 37 weeks the most. There's still a few weeks left for me to enjoy the sun and rain. Then after that, who knows?

I'm going into my 23 weeks right now. The old scar's sometimes throbs horribly. Sometimes I can't even stand or sit properly. It's not the caesar's scar that's making me tensed. It's the ruptured ones. I'm making weekly appointment with the doctors. Sometimes the days are ok. Sometimes I have to lie in bed all day, feeling the new life kicking and swimming in my stomach. It aches and stretches at times, seolah jahitan lama merenggang. Harapnya tidak and just my old fobia.

The doctors had said this last operation will be critical. There's an adhesion between the bladder and the wall of the uterus. So they've got to call some 'bladder' experts or such to sew up any luka once that starting carving up my stomach. Erk. Pendarahan yang tidak dapat yang diberhentikan boleh menyebabkan kematian. Double Erk. The previous scars (located on the left second of the uterus) extended 8cm up and 4cm down. So you can imagine how long the stitches that's inside me and I should think, the uterus is smaller than its original size (no wonder la kalau sakit dan sempit).



This kejadian happened when I was still under observation of the doctors in the hospital. Scans, CTGs, whatever-have-yous. Even if we're under the care of the medical experts, surely there is one thing we should not forget. However knowledgeable, cautious you are, He's our maker, and to Him our souls rightfully belong. Sebaik-baik perancang, perancangan Allah paling terbaik. Wassalam..

Friday, May 15, 2015

3rd Pregnancy: Nasihat Buat Teman

3rd pregnancy: 4 years after uterine rupture
-------------------------------------------------------------

terus terang sy ckp, sebenarnya walaupun dh hampir 4 tahun berlalu tp kdg2 ada masanya sy rasa kejadian tu baru je berlaku semalam. jujur sy cakap, nk terima kenyataan anak kita pergi sebelum ibubapanya bukan perkara mudah, tp bukanlah bermakna mustahil.. cuma mungkin makan masa yg lama, berbulan, bertahun, berpuluh tahun.. kadang2 dlm kesepian mesti teringat kembali kenangan bersama arwah.. ada waktunya tanpa kita sedar air mata akan mengalir.. bila perasaan terlalu hiba, sayu, sedih, masa tu bermacam2 kita fikir.." kalaulah aku ni...", "kalaulah aku tahu..", "mesti benda tu tak jadi.." dlm kita kesedihan, perasaan tengah kosong...bisikan2 syaitan yg buat kita rasa tewas nk teruskan hidup.. hanya doa, berserah diri, percaya sepenuhnya kepada qada' dan qadar Allah yg Dia Tahu segalanya, hanya tu sahaja yg dapat selamatkan kita dr hilang kewarasan akal fikiran..
kalau diikutkan hati sebagai ibu, mmg kita akan rasa susah nk terima kehilangan orang tersayang.. lebih2 lagi yang lahir dr rahim kita, yg kita besarkan bertahun2.. kenangan bersama arwah akan sentiasa menghantui kita.. cuma jangan jadikan kenangan2 lama bersama arwah suatu perkara yg menyedihkan.. tenung, renung, ingat kembali kenangan lama dengan hati yg bersyukur.. sekurang2nya Dia telah pinjamkn seseorang yg istimewa dlm hidup kita walaupun sekejap.. anggaplah kenangan lama suatu kenangan yg manis, suatu yg tidak dpt kita lupakan.. elakkn mengingat kembali kenangan bersama arwah dengan perasaan sedih, kesal, hiba..
dulu sepanjang sy mengandungkan fatihah sy suka sangat membaking. tiap hari mesti sy eksperimen idea, resepi baru. tiap kali sy buat eksperimen sy akan update ke dlm blog sy. masa tu mmg tak terlintas langsung dlm fikiran kematian akan menjemput kami salah seorang. langsung tak ingat tentang mati. sy menghabiskan masa2 sy menghiburkan diri di dapur. buat eksperimen, bg jiran2 makan, kongsi tip dekat blog.. tahun tu (2011) mmg tahun yg paling sy rajin, kalau ingat balik mmg rasa pelik. rupanya Allah nk bg sy peluang "bersama2" dengan fatihah membuat benda2 yg hepi. mungkin supaya sy tak rasa terkilan sgt bila sy kehilangan dia masa baby nnt..
pd mulanya masa sy dapat tahu ank sy dh meninggal, sy rasa buntu. mcm seakan2 bukan ank sy tp ank orang lain yg meninggal. lambat laun, bila sy tengok perubahan diri sy seperti orang yg baru kelahiran anak tetapi tiada tangisan bayi di rumah, baru sy sedar...sy memang kehilangan seorang anak.. hanya Allah saja yg tahu bertapa kosongnya hati sy pada masa tu. berminggu sy bergelut dengan perasaan yg "kosong". dlm masa sama, suami sy cuba menenangkn mak sy yg menjaga sy pada masa tu. sy, suami dan mak betul2 menghadap maut di depan mata sendiri. ayah sy, adik2 sy masa tu semua masih di semnanjung. jd kami bertiga yg paling terkesan dengan kematian fatihah.. anak yg disangka sihat, besar, cantik, yg diharapkn panjang umur dan murah rezekinya....rupanya diambil dalm sekelip mata.. takdir Allah menentukan segalanya..
suami sy walaupun sedih sgt pd masa tu, dgn menghadap kesedihan mertuanya dan anaknya yg masih kecil, tabah.. berhari2, berminggu2 dia bagi semangat kt saya..walaupun dia sendiri hampir hilang separuh dr jiwanya.. ini merupakan kali ke-2 dia menghadap kematian depan mata.. pertama, masa adiknya meninggal dlm dakapannya sendiri ketika dia masih sekolah rendah.. kedua, anaknya sendiri.. mudah2an dijauhkn dia dari menghadap kematian yg ketiga dpn matanya sendiri.. suami sy tiap hari pesan, berzikirlah pd Allah.. hati yg kosong kita isikan dengan ingatan kepada Allah.. hati yg kosong kalau tak diisikan dgn ingatan kpd yg Maha Mencipta, takut akan diisi dengan bisikan syaitan yg membinasakan.. tiap hari sy zikir, dengarkan selawat syifa'.. salah satu kelebihan selawat syifa', ia menyembuhkan penyakit..termasuklah penyakit hati..
satu lg sy amalkn smpai sekarang, bacaan surah Insyirah. setiap kali sy mengaji surah Insyirah, mesti sy akan menangis.. sbb maksud ayatnya sangat mendalam..
"Oleh itu, maka (tetapkanlah kepercayaanmu) bahawa sesungguhnya tiap-tiap kesukaran disertai kemudahan. Bahawa sesungguhnya tiap-tiap kesukaran disertai kemudahan." (ayat 5 & 6, surah Insyirah)
percayalah, setiap kesukaran yg kita hadapi ada kemudahan. Allah takkan biarkan hambaNya terumbang ambing seorang diri.. semasa sy dpt perkhabaran berita dr doktor mungkin sy tak dapat mengandung lagi, atau lbh teruk, mengandung anak seterusnya tiada jaminan sy dan anak akan selamat, sy hampir pasrah. tahun berganti tahun, orang ramai yg tak kenal sy asik bertanya, bila taufiq ada adik lg? sy hanya mampu senyum, geleng kepala. kalau sy ada mood sy akan cerita, anak perempuan sy dh meninggal, mmg dh ada adik. cuma takde rezeki nk besarkan dia. bila sy mula mengandungkan anak ke-3, sy rasa terkejut, buntu.. sbb sy tak letak harapan dpt mengandung lg. tapi ini yg Allah tetapkan, jarak umur anak sulung dgn bongsu jauh. apapun yg berlaku, sy terima dgn redha, dengan lapang hati. sy rasa sy dpt mengandung lg pn sudah satu nikmat yg besar sgt bg sy..
kesedihan yg sy alami bertahun2 ni membuatkn sy sedar.. biarpun sy kehilangan seorang, sy masih ada anak yg lain. kadang2 masa awal dulu sy terlupa, dlm sedih2 sy, sedih lg anak sy yg masih hidup..sedih lg suami sy..kalau sy layan perasaan yg terlampau.. sy masih ada lg yg memerlukn. kita kehilangan satu, tp jangan sampai lupa apa yg kita masih ada.. sekarang ni alhamdulillah, sy dapat terima dengan lapang sy telah kematian seorang anak. walaupun masa sy bersama dia hanya sementara, sy tetap mengaku sy masih ada 3 orang anak..biarpun dia telah pergi mendahului sy.. yg pergi biarkan pergi, jgn ditangisi lg.. andaikata kita terlalu sedih, ingatlah..kita masih ada lg yg memerlukn kita.. kalau kita sedih..menangis..berlarutan smpai merisaukan keluarga..takut nnt anak kita di "sana" akan menangis melihat kesedihan kita.. yg hanya mampu kita buat berdoa, semoga Allah mencucuri rahmat ke atas rohnya.. semoga anak kita tak sedih melihat kita sedih di dunia ini.. rindu, sayang, sesekali mengeluarkn air mata mengingatkannya tiada masalah.. lumrah kita sebagai manusia mengingat pd yg kita rindu.. tp janganlah biarkn perasaan terlampau sedih membuatkn kita lupa pada yg masih hidup..
semoga (buat mereka yang telah kehilangan) tabah mengharungi hidup.. support keluarga terutama suami penting. penerimaan pada kenyataan yg anak kita telah pergi pn sangat penting.. selagi kita tidak dapat terima inilah qada' dan qadar kita, ujian buat kita..pemulihan hati akan menjadi lebih lambat.. kalau perlu, berubatlah dengan ustaz/ustazah.. rawatan batin perlu, seandainya kita tak mampu nk menghadap sendiri.. mudah2an ayat suci Al-Quran dan nasihat dr org yg lain yg senasib dpt membuatkan kita rasa..kita bukanlah keseorangan..masih ada yg sudi membantu..
pemulihan bukanlah mustahil..cuma mungkin mengambil masa.. mungkin, ketika kita rasa kesunyian..bisikan2 akan menghasut fikiran kita.. tapi ingatlah, ajal maut Allah telah tetapkan sejak Luh Mahfuz lagi.

hadith riwayat Abdullah bin Mas'ud (ra) berkata,mafhumnya: Rasullah (saw) bersabda: "Sesungguhnya setiap individu kamu mengalami proses penciptaan dalam perut ibunya selama 40 hari (sebagai nutfah). Kemudian menjadi segumpal darah selama itu juga kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula. Selanjutnya Allah mengutus malaikat untuk meniupkan roh ke dalamnnya dan diperintahkan untuk menulis 4 perkara iaitu: menentukan rezekinya, ajalnya, amalnya serta apakah ia sebagai orang yang sengsara ataukah orang yang bahagia." (sohih Bukhari)